Minggu, 06 September 2009

Oleh Mas Nuhan wahyudi nuhan@telkom.net

Realitas Keseharian Kita*

Wajah negeri ini coreng-moreng dan sungguh muramHidup bukanlah untuk mengeluh dan mengaduh. Demikiankira-kira yang disampaikan Rendra dalam salah satupuisinya. Tapi, melihat Indonesia belakangan ini,bahkan sejak beberapa tahun terakhir, rasanya wajarsaja jika banyak orang Indonesia yang mengeluh danmengaduh. Saksikanlah bagaimana kaum politisi—terutamayang yang duduk dalam jajaran eksekutif, legislatif,dan yudikatif — “berakrobat” seolah hanya merekalah yangpaling berhak memegang kemudi, mengarahkan ke managerangan kapal besar yang bernama Indonesia ini akandilabuhkan, dan tak mau tahu bagaimana nasib parapenumpangnya saat ini dan kelak di kemudian hari.

Lihat juga bagaimana kejahatan merebak, mulai dariruangan berpenyejuk sampai di sela-sela gang yangpengap. Nyawa manusia pun menjadi murah harganya dannurani terpencil berdebu di pojok gelap. Hamba-hambahukum seakan tak berdaya dan tak sedikit yang menjadibagian dari dunia kejahatan nan kelam.

Kejahatan KemanusiaanTataplah pula orang-orang miskin yang semakin panjangsaja barisannya. Ada yang miskin karena malas, tapitak sedikit yang miskin karena “dimiskinkan oranglain”. Sekadar bahan pengingat, bukalah kembalikontroversi kenaikan upah minimum provinsi yang selamaberhari-hari terpampang menjadi kepala-kepala beritadi berbagai media massa. Ah, mengapa masih saja adamanusia yang ingin melenggang senang di atas jeritkesakitan orang lain?

Tenaga kerja memang melimpah di sini, apalagi denganadanya krisis ekonomi yang berkepanjangan. Tapi,membayar buruh dengan upah yang benar-benar cukupsekadar untuk makan, tak bisa memperbaikikesejahteraan mereka, adalah kejahatan kemanusiaan,karena menistakan manusia menjadi sekadar makhluk yang seakan hanya memiliki kebutuhan biologis, takpunya kebutuhan psikologis, kebutuhan spiritual, dansebagainya. Dan, ketika materialisme mengepung, berapabanyak kebutuhan sekarang ini yang bisa dipenuhidengan cuma-cuma seratus persen? Mungkin, tak lebihdari hitungan jari sebelah tangan.
Trims Buat Mas Nuhan,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar